Siapa sih yang gak pernah diare?
Saya rasa mayoritas orang Indonesia pernah kena diare... Berarti dah biasa donk... Trus kenapa ada judul kayak gitu? Yah, silahkan dibaca aja deh...
APA ITU DIARE?
Emang apa sih diare itu? Diare adalah
perubahan frekuensi buang air besar menjadi lebih sering disertai perubahan
konsistensi menjadi lebih cair daripada biasanya. Jadi, BAB sering dengan
konsistensi normal bukanlah diare. Begitu juga pada adek-adek baby yang masih
minum ASI, BAB nya lembek, karena memang begitulah biasanya. Di berbagai center pendidikan kedokteran, diare
didefinisikan sebagai buang air besar cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali
sehari. Diare paling sering terjadi pada
anak-anak, usia 6 bulan sampai 2 tahun. Tapi bukan berarti kalo dah gede gak
mungkin kena diare...
DIARE AKUT ATAU PERSISTEN?
Berdasarkan waktunya, diare
dibagi menjadi diare akut dan persisten. Diare akut adalah diare yang terjadi
secara tiba-tiba dan lamanya <14 hari. Sedangkan diare persisten adalah
diare akut yang berlanjut ≥14 hari.
KENAPA GAK BOLEH DISEPELEKAN?
Meski hampir semua orang pernah
kena diare, namun ternyata diare juga bisa berbahaya. Diare berbahaya karena
bisa mengakibatkan dehidrasi, yang bisa berujung pada kematian. Apa itu
dehidrasi? Dehidrasi adalah hilangnya cairan dan mineral tubuh. Pada diare akut
yang berat, hilangnya cairan tubuh yang berlebihan sangat mungkin menyebabkan
syok hipovolemik, apalagi asupan cairan kurang karena biasanya disertai gejala
mual dan muntah. Aduh, apaan sih syok hipovolemik? Intinya organ-organ tubuh
kita jadi gagal berfungsi karena jumlah cairan tubuh kurang. Oya, dehidrasi
juga lebih cepat terjadi pada anak-anak, iklim yang panas, juga bila terdapat
demam. Jadi keadaan-keadaan tersebut perlu diwaspadai. Selain dehidrasi,
penyebab kematian lainnya adalah bila diare disertai lendir dan darah
(disentri). Selain itu, keadaan malnutrisi atau kurang gizi juga bisa menjadi
penyebab kematian pada diare.
GIMANA MENANGANI DIARE?
Meski berbahaya dan perlu
waspada, jangan panik. Pertama, identifikasikan dulu jenis diarenya. Diare akut
yang khas (spesifik) adalah diare disertai lendir dan darah (disentri) serta
diare cair banyak dengan BAB berwarna seperti air cucian beras (kolera). Diluar
itu disebut diare akut nonspesifik.
Disentri bisa disebabkan oleh
bakteri (umumnya Shigella) maupun parasit (Entamoeba histolitica). Pokoknya
kalo dah ada darah dan lendir segera ke dokter deh, karena penyembuhannya perlu
antibiotik. Dan komplikasinya juga berat jika sembuhnya tidak tuntas, bisa
terjadi abses hepar (hati bernanah).
Sedangkan kolera disebabkan oleh
Vibrio cholera, ditandai dengan BAB yang banyak, cair, berwarna keruh seperti cucian
beras, biasanya disertai dengan nyeri perut hebat dan didahului dengan
muntah-muntah hebat. Tanda khas lainnya adalah baunya yang ‘manis’, berbeda dengan
bau tinja biasa. Kolera menyebabkan dehidrasi berat dengan cepat, dan umumnya
menyebabkan kematian pada jaman susah dulu kala sebelum ada antibiotik. Karena
itulah perlu segera dibawa ke dokter. Selain untuk diberi antibiotik, juga
untuk diinfus bila frekuensi muntah yang sering jadi mengganggu asupan cairan.
Sedangkan untuk diare akut
nonspesifik, perawatan di rumah biasanya cukup. Diare akut non spesifik tidak
memerlukan antibiotik karena umumnya disebabkan oleh virus atau bakteri yang
tidak merusak usus (non invasif). Kunci utama adalah pemberian cairan
(rehidrasi). Jangan sampai penderita diare kurang minum. Lebih baik minum
dengan sedikit-sedikit tapi sering daripada banyak dan sekaligus, yang bisa
memacu muntah. Bisa dengan makanan yang berkuah banyak seperti sup,
buah-buahan, susu atau air putih. Pada bayi, tetap berikan ASI, kalo bisa lebih
sering dari biasa. Tiap habis BAB, beri oralit. Setelah rehidrasi, teruskan
pemberian makan. Jangan tunda pemberian makan hingga diare membaik. Makan
dengan makanan seperti biasanya supaya tidak terjadi malnutrisi (tapi ya
dihindari makanan yang mengiritasi saluran cerna seberti lombok, cabe, merica,
kopi). Bila demam, bisa diberikan penurun panas. Jangan memberikan obat
antidiare secara sembarangan, terutama pada anak-anak. Karena sebenarnya diare merupakan mekanisme
normal tubuh kita untuk mengeluarkan racun. Jadi, bila frekuensi diare sangat
mengganggu aktivitas, lebih baik segera ke dokter. Oya, tambahan lagi, bisa
diberikan suplemen zink selama 10-14 hari untuk mengurangi keparahan diare saat
ini dan mengurangi risiko terjadinya diare selanjutnya.
Jika dengan pemberian cairan dan
perawatan di rumah belum membaik hingga lebih dari 14 hari, maka itu sudah
diare persisten dan disarankan untuk segera dibawa ke dokter.
GIMANA MENILAI DEHIDRASI?
Dehidrasi dinilai dari kembalinya
cubitan kulit perut, mata cowong, kesadaran dan keinginan minum. Semakin lambat
kembalinya kulit perut kalo dicubit, semakin berat dehidrasinya. Semakin
cowong/cekung matanya, semakin berat dehidrasinya. Pada pasien tanpa dehidrasi
kesadarannya masih baik (masih nyambung kalo diajak komunikasi) dan keinginan
minumnya biasa. Pada pasien dehidrasi ringan-sedang, kesadarannya menurun
(mulai ngelantur kalo diajak ngomong atau pada anak kecil rewel) dan pasien
merasa kehausan. Pada pasien dengan dehidrasi berat, kesadarannya bisa sangat
turun (bisa sampai pingsan, koma) dan pasien dah gak nafsu buat minum.
POIN PENTING!!
Segera bawa ke dokter bila...
1.
Diare dengan lendir dan darah
2.
Diare cair yang sangat banyak dan keruh seperti
warna cucian beras
3.
Muntah-muntah yang banyak sehingga susah untuk
minum
4.
Nyeri perut yang hebat
5.
Diare yang sangat sering sehingga mengganggu
aktivitas
6.
Terdapat tanda dehidrasi berat
7.
Diare berlanjut hingga lebih dari 14 hari
Saat anda ke
dokter, dokter perlu informasi dari Anda mengenai diare Anda maupun anak Anda
seperti sejak kapan terjadi, seperti apa bentuk, bau tinjanya, berapa kali
sehari, riwayat makanan sebelumnya, sedang banyak pikiran tidak dan sebagainya.
Untuk mendapat terapi yang sesuai, pemberian informasi juga harus sebenarnya. Jadi
jelaskan saja sejujurnya, tak usah malu-malu. Bila dibutuhkan, dokter akan melakukan
pemeriksaan tinja untuk menegakkan diagnosis. Namun bila gejalanya sudah sangat
khas, apalagi jika di daerah yang fasilitasnya minimum, biasanya dilakukan
pemeriksaan fisik saja kemudian langsung diberikan terapi yang sesuai.
Jadi jangan pernah sepelekan
diare. Semoga informasi ini berguna bagi Anda. Sekian ^^
Referensi
- USAID-WHO-UNICEF-iZinCG. 2005. Diarrhoea Treatment Guidelines Including new recommendations for the use of ORS and zinc supplementation for Clinic-Based Healthcare Workers
- PAPDI. 2006. Buku Ajar Penyakit Dalam
- UKK gastro-hepatologi IDAI. 2009. Modul Diare Cair Akut Dan Disentri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar