Kamis, 08 Maret 2012

JANGAN SEPELEKAN DIARE


Siapa sih yang gak pernah diare? Saya rasa mayoritas orang Indonesia pernah kena diare... Berarti dah biasa donk... Trus kenapa ada judul kayak gitu? Yah, silahkan dibaca aja deh...

APA ITU DIARE?
Emang apa sih diare itu? Diare adalah perubahan frekuensi buang air besar menjadi lebih sering disertai perubahan konsistensi menjadi lebih cair daripada biasanya. Jadi, BAB sering dengan konsistensi normal bukanlah diare. Begitu juga pada adek-adek baby yang masih minum ASI, BAB nya lembek, karena memang begitulah biasanya. Di berbagai center pendidikan kedokteran, diare didefinisikan sebagai buang air besar cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali sehari.  Diare paling sering terjadi pada anak-anak, usia 6 bulan sampai 2 tahun. Tapi bukan berarti kalo dah gede gak mungkin kena diare...

DIARE AKUT ATAU PERSISTEN?

Berdasarkan waktunya, diare dibagi menjadi diare akut dan persisten. Diare akut adalah diare yang terjadi secara tiba-tiba dan lamanya <14 hari. Sedangkan diare persisten adalah diare akut yang berlanjut ≥14 hari.

KENAPA GAK BOLEH DISEPELEKAN?

Meski hampir semua orang pernah kena diare, namun ternyata diare juga bisa berbahaya. Diare berbahaya karena bisa mengakibatkan dehidrasi, yang bisa berujung pada kematian. Apa itu dehidrasi? Dehidrasi adalah hilangnya cairan dan mineral tubuh. Pada diare akut yang berat, hilangnya cairan tubuh yang berlebihan sangat mungkin menyebabkan syok hipovolemik, apalagi asupan cairan kurang karena biasanya disertai gejala mual dan muntah. Aduh, apaan sih syok hipovolemik? Intinya organ-organ tubuh kita jadi gagal berfungsi karena jumlah cairan tubuh kurang. Oya, dehidrasi juga lebih cepat terjadi pada anak-anak, iklim yang panas, juga bila terdapat demam. Jadi keadaan-keadaan tersebut perlu diwaspadai. Selain dehidrasi, penyebab kematian lainnya adalah bila diare disertai lendir dan darah (disentri). Selain itu, keadaan malnutrisi atau kurang gizi juga bisa menjadi penyebab kematian pada diare.

GIMANA MENANGANI DIARE?

Meski berbahaya dan perlu waspada, jangan panik. Pertama, identifikasikan dulu jenis diarenya. Diare akut yang khas (spesifik) adalah diare disertai lendir dan darah (disentri) serta diare cair banyak dengan BAB berwarna seperti air cucian beras (kolera). Diluar itu disebut diare akut nonspesifik. 

Disentri bisa disebabkan oleh bakteri (umumnya Shigella) maupun parasit (Entamoeba histolitica). Pokoknya kalo dah ada darah dan lendir segera ke dokter deh, karena penyembuhannya perlu antibiotik. Dan komplikasinya juga berat jika sembuhnya tidak tuntas, bisa terjadi abses hepar (hati bernanah).

Sedangkan kolera disebabkan oleh Vibrio cholera, ditandai dengan BAB yang banyak, cair, berwarna keruh seperti cucian beras, biasanya disertai dengan nyeri perut hebat dan didahului dengan muntah-muntah hebat. Tanda khas lainnya adalah baunya yang ‘manis’, berbeda dengan bau tinja biasa. Kolera menyebabkan dehidrasi berat dengan cepat, dan umumnya menyebabkan kematian pada jaman susah dulu kala sebelum ada antibiotik. Karena itulah perlu segera dibawa ke dokter. Selain untuk diberi antibiotik, juga untuk diinfus bila frekuensi muntah yang sering jadi mengganggu asupan cairan.

Sedangkan untuk diare akut nonspesifik, perawatan di rumah biasanya cukup. Diare akut non spesifik tidak memerlukan antibiotik karena umumnya disebabkan oleh virus atau bakteri yang tidak merusak usus (non invasif). Kunci utama adalah pemberian cairan (rehidrasi). Jangan sampai penderita diare kurang minum. Lebih baik minum dengan sedikit-sedikit tapi sering daripada banyak dan sekaligus, yang bisa memacu muntah. Bisa dengan makanan yang berkuah banyak seperti sup, buah-buahan, susu atau air putih. Pada bayi, tetap berikan ASI, kalo bisa lebih sering dari biasa. Tiap habis BAB, beri oralit. Setelah rehidrasi, teruskan pemberian makan. Jangan tunda pemberian makan hingga diare membaik. Makan dengan makanan seperti biasanya supaya tidak terjadi malnutrisi (tapi ya dihindari makanan yang mengiritasi saluran cerna seberti lombok, cabe, merica, kopi). Bila demam, bisa diberikan penurun panas. Jangan memberikan obat antidiare secara sembarangan, terutama pada anak-anak.  Karena sebenarnya diare merupakan mekanisme normal tubuh kita untuk mengeluarkan racun. Jadi, bila frekuensi diare sangat mengganggu aktivitas, lebih baik segera ke dokter. Oya, tambahan lagi, bisa diberikan suplemen zink selama 10-14 hari untuk mengurangi keparahan diare saat ini dan mengurangi risiko terjadinya diare selanjutnya.

Jika dengan pemberian cairan dan perawatan di rumah belum membaik hingga lebih dari 14 hari, maka itu sudah diare persisten dan disarankan untuk segera dibawa ke dokter.

GIMANA MENILAI DEHIDRASI?

Dehidrasi dinilai dari kembalinya cubitan kulit perut, mata cowong, kesadaran dan keinginan minum. Semakin lambat kembalinya kulit perut kalo dicubit, semakin berat dehidrasinya. Semakin cowong/cekung matanya, semakin berat dehidrasinya. Pada pasien tanpa dehidrasi kesadarannya masih baik (masih nyambung kalo diajak komunikasi) dan keinginan minumnya biasa. Pada pasien dehidrasi ringan-sedang, kesadarannya menurun (mulai ngelantur kalo diajak ngomong atau pada anak kecil rewel) dan pasien merasa kehausan. Pada pasien dengan dehidrasi berat, kesadarannya bisa sangat turun (bisa sampai pingsan, koma) dan pasien dah gak nafsu buat minum.


POIN PENTING!!

Segera bawa ke dokter bila...
1.       Diare dengan lendir dan darah
2.       Diare cair yang sangat banyak dan keruh seperti warna cucian beras
3.       Muntah-muntah yang banyak sehingga susah untuk minum
4.       Nyeri perut yang hebat
5.       Diare yang sangat sering sehingga mengganggu aktivitas
6.       Terdapat tanda dehidrasi berat
7.       Diare berlanjut hingga lebih dari 14 hari

Saat anda ke dokter, dokter perlu informasi dari Anda mengenai diare Anda maupun anak Anda seperti sejak kapan terjadi, seperti apa bentuk, bau tinjanya, berapa kali sehari, riwayat makanan sebelumnya, sedang banyak pikiran tidak dan sebagainya. Untuk mendapat terapi yang sesuai, pemberian informasi juga harus sebenarnya. Jadi jelaskan saja sejujurnya, tak usah malu-malu. Bila dibutuhkan, dokter akan melakukan pemeriksaan tinja untuk menegakkan diagnosis. Namun bila gejalanya sudah sangat khas, apalagi jika di daerah yang fasilitasnya minimum, biasanya dilakukan pemeriksaan fisik saja kemudian langsung diberikan terapi yang sesuai.

Jadi jangan pernah sepelekan diare. Semoga informasi ini berguna bagi Anda. Sekian ^^

Referensi

  • USAID-WHO-UNICEF-iZinCG. 2005. Diarrhoea Treatment Guidelines Including new recommendations for the use of ORS and zinc supplementation for Clinic-Based Healthcare Workers
  • PAPDI. 2006. Buku Ajar Penyakit Dalam
  • UKK gastro-hepatologi IDAI. 2009. Modul Diare Cair Akut Dan Disentri

               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar