Sabtu, 09 Maret 2013

Kiat Jadi Menantu Kesayangan

Dulu banyak yang bilang bahwa menantu perempuan dan mertua perempuan susah akurnya. Bahkan gambaran ibu mertua itu begitu galak atau cerewet, sampai-sampai ada tanaman yang dinamai lidah mertua yang bentuk daunnya tajam-tajam [kata salah seorang guru saya dulu, karena lidah mertua umumnya tajam-tajam].

Well, tapi ternyata setelah menikah saya diberikan ibu mertua yang baik. Alhamdulillah. Saya dianggap seperti anak sendiri. Dan saya juga menganggap beliau seperti ibu kandung.

Bagaimana dengan anda?

Yah, meskipun ibu mertua kita baik, bukan berarti kita bisa semena-mena. Sebaiknya kita juga tetap berlaku sebaik mungkin sehingga ibu mertua makin sayang sama kita. Hey, jangan salah... Bukan jamannya menantu musuhan sama mertua. Mari kita menjalin hubungan baik dengan mertua. Banyak loh keuntungannya. Apalagi jika karena berbagai hal masih tinggal seatap dengan mertua. Musuhan dengan mertua itu bikin gak betah dan bawaannya pingin pulang ke rumah ibu kandung aja. Wkwkwk... :D

Kenapa sih harus berakrab-akrab dengan mertua?
 
1.Ibu mertua ibu kita juga. Dan percayalah, berbuat baik pada ibu mertua juga bernilai ibadah, karena termasuk berbakti pada orangtua. Jika kita ingin menjadi istri shalihah, maka berbakti pada mertua adalah hal yang utama. Beberapa saya dengar ada istri-istri yang ekstrim pada suaminya bilang, "Pilih aku atau ibumu?" dan masih mengaku istri shalihah? Astaghfirullah... Bahkan jika kepentingan ibu mertua lebih didahulukan suami, itu wajar dan tidak melanggar syariat. Ingat, istri shalihah itu taat pada suami. Pada seorang istri, jika antara suaminya dan orangtua kandung tidak sependapat pun, kita harus tetap mendahulukan kepentingan suami. Sedangkan pada suami, bakti pada orangtua kandung itu tak terbatas meski sudah menikah. Suami wajib taat kepada ibunya, sementara kita wajib taat pada suami. Jadi, bagi yang ingin jadi istri shalihah, menjadikan ibu mertua sebagai musuh adalah BIG NO.

2.Ibu mertua itu kunci hati suami juga, apalagi jika ibu dan suami sangat dekat hubungannya. Bahkan jika suami dan ibu tidak dekat pun, jika kita mengobarkan perang dengan ibu mertua, tentu rasa cinta suami tetap akan berkurang kepada kita. Karena sejauh-jauhnya hubungan ibu dan anak lelaki, jika anak itu anak yang berbakti pada orangtuanya, hatinya pasti akan sebal juga pada pihak yang menyakiti orang yang melahirkannya. Sebaliknya jika kita berhubungan baik dengan ibu mertua, insya Allah suami akan makin sayang juga pada kita. Itu merupakan salah satu tanda kedewasaan kita juga. Bahkan pun jika kita pencemburu, yang pertama jauhkanlah cemburu pada ibu mertua. Simpan cemburu untuk hal-hal yang memang mengancam hubungan kita dengan suami, WIL misalnya... (nauzubillah, jangan sampai ada, deh... hehe...). Saya juga pencemburu, tapi Alhamdulillah tidak cemburu sama ibu mertua.

3.Jika ada masalah dengan suami, misalkan suami khilaf atau kita yang khilaf, atau masalah besar apapun yang membuat rumah tangga retak seakan hampir berakhir (nauzubillah, jangan sampai juga sih... tapi kita kan ga pernah tau akan masa depan), hubungan akrab dengan mertua ini bisa membantu kita menemukan solusi, atau setidaknya sebagai pihak yang memediasi pertikaian dengan suami. Tapi ini jika masalahnya benar2 besar ya... Jika masalah kecil selesaikan berdua dulu lah, jangan sampai ada pihak lain yang tahu, termasuk orangtua maupun mertua. Maksudnya jaga juga kehormatan suami dan rahasia rumah tangga gitu. Karena namanya berumahtangga, bukan cerita dongeng yang terus-terusan sayang-sayangan bahagia selamanya kan... Sebagai manusia biasa, 2 orang beda latar belakang, 2 isi kepala, tentu wajar jika ada riak-riak perbedaan pendapat. OK, kok malah kepanjangan yaa... Intinya jika hubungan dengan mertua harmonis, mereka bisa juga membantu andai ada prahara besar di perjalanan bahtera rumah tangga kita. Namun jika tidak harmonis, bisa jadi pihak mertua justru mengompori kebakaran hingga tambah besar, apalagi jika mertua memang tidak suka pada kita karena kita yang memulai sikap memusuhi itu.
 
4.Misalkan kita menjadi working-mom, jika kita sedang sibuk bekerja, menitipkan anak yang masih balita pada mertua lebih terpercaya daripada pada baby sitter. Yakin deh bahwa mertua pasti akan menyayangi cucunya, sedangkan baby sitter jaman sekarang belum tentu bertanggung jawab. Banyak juga cerita-cerita seram baby sitter yang memberi obat tidur untuk anak majikannya karena saking rewel hanya supaya bisa nonton sinetron dengan tenang. Takut ah... Nah, jadi jika kita bersikap baik kepada mertua, insya Allah mertua akan lebih legowo dan lebih senang ikut membantu menunggu anak-anak kita. Taking benefit boleh juga donk... Hehe... 
 
Lalu bagaimana caranya mengambil hati mertua?
 
Nah, ini sebenarnya juga masih sedang belajar. Secara, saya juga belum lama mengenal mertua saya. Baru setelah menikah. Itu pun saya sekarang sedang tinggal jauh dari suami dan keluarga karena tugas. Dua bulan lagi pulaaang... Horreee... *maaf jadi oot. Jadi pertemuan saya dengan mertua hanya pertemuan-pertemuan singkat selama beberapa hari saat-saat saya mengunjungi suami saya. Tapi tak ada salahnya membagi tips untuk sama-sama belajar. Jadi learning by doing lahh...
 
1. Anggap sebagai ibu sendiri, jangan sebagai monster menakutkan. Tapi bukan berarti bisa seenaknya ya... [kan sama orangtua sendiri juga tidak bisa seenaknya..., hehehe]. Maksudnya sayangi beliau, berkata halus dan akrab, jangan membentak meskipun ada hal yang tidak sependapat. Sampaikan dengan baik.
 
2. Dengarkan cerita beliau, karena orang tua suka jika ceritanya didengarkan. Apalagi jika sudah sepuh. Jika bingung mau menanggapi apa, tak usah menanggapi juga sudah cukup. Karena orangtua kadang hanya butuh teman untuk membagi cerita. Siapa tau kita dapat bonus yang bermanfaat bagi kita. Misal dapat bocoran tentang sifat2 suami yang belum kita ketahui, sehingga kita jadi tidak kaget jika suatu saat sifat itu muncul dan bisa menyikapi dengan baik. Atau resep makanan favorit suami. Bagaimanapun mertua sudah lebih lama mengenal suami kita. Jadikan ini sebagai info berharga untuk mengeratkan hubungan dengan suami. *apalagi bagi yang menikah tanpa pacaran seperti saya.
 
3. Jika ada kepentingan yang berbenturan antara mertua dengan kita yang melibatkan peran suami, maka dahulukan kepentingan mertua. Jadi ga akan ada istilah rebutan, hehehe... Insya Allah suami akan tambah cinta sama kita jika kita mencintai orangtuanya.
 
4. Ibu mertua lebih tahu segala urusan rumah tangga, menantu adalah anak kemarin sore yang tidak tahu apa-apa tentang urusan rumah tangga. Prinsip ini penting apalagi jika kita masih tinggal seatap dengan mertua. Kata kuncinya adalah 'jangan sok tahu meskipun kita sudah tahu, apalagi jika belum tahu'. Bagaimanapun ibu mertua akan menganggap menantu sok tahu itu menyebalkan. Meskipun kita sudah hobi memasak atau bahkan sepandai koki maestro, mendengarkan saran dari ibu mertua akan sangat bermanfaat. Ibu mertua juga akan merasa lebih dihargai jika kita bertanya hal-hal rumah tangga yang belum kita ketahui. Jika ibu memberitahu, meskipun kita sudah tahu, jangan keburu merasa diremehkan dan nangis bombay mengadu pada suami... Tapi dengarkan baik-baik. Siapa tahu memang ada hal-hal kecil yang belum kita ketahui. Jika pun infonya sudah pernah kita tahu, jangan bilang, "Wah sori bu... dah tahu sejak dulu... Infonya ga bermanfaat tu... Malah sekarang ada yang lebih apdet... Info ibu dah kuno tu. Menurut riset di jurnal bla...bla... bla...". Itu menyakitkan gals... Bilang saja terimakasih, itu sudah cukup. Meskipun tidak mendapat tambahan info, ibu akan senang jika sarannya bermanfaat. Jika pun ada yang menurut kita perlu dibenahi, misal dari segi kebersihan bahan makanan, sumber makanan yang lebih sehat, dan lain-lain, sampaikan dengan hati-hati.
 
5. Sesekali pergi berdua dengan ibu mertua tanpa bersama suami (dengan izin suami tentunya). Sekedar menemani belanja, atau jalan-jalan. Dengan pergi hang out dan menganggap mertua sebagai teman, ibu akan merasa senang dan semakin sayang pada kita.
 
6. Sering membantu pekerjaan rumah tangga mertua, apalagi jika mertua sudah biasa mengerjakan semua sendiri. Misal memasak, mencuci piring, dan lain-lain. Tidak harus semua kita kerjakan, karena menantu tentu bukan pengganti pembantu rumah tangga. Meskipun kita bekerja, jika kita masih tinggal seatap dengan mertua, sekedar mencuci piring bekas kita dan suami makan, atau membantu menyiapkan masakan, atau menyiapkan makanan bagi suami itu sudah cukup membantu. Pokoknya prinsipnya jangan sampai kehadiran kita di rumah mertua justru menjadi beban, kalau bisa malah membantu beban pekerjaan rumah tangga mertua. Tak perlu berat-berat. Yang penting konsisten. Dan jangan merasa direndahkan jika ibu mertua minta bantuan kita untuk hal-hal yang menurut sebagian orang ga level untuk wanita yang berpendidikan tinggi.
 
7. Sesekali berikan hadiah pada mertua. Mertua akan sangat senang jika mendapat hadiah sebagai bukti kasih sayang. Tak perlu yang mahal jika secara finansial kita belum mampu. Yang penting niat kita menyenangkan hati mertua.
 
Okee... itu sedikit tips untuk menjadi menantu kesayangan. Semoga bisa membantu yang ingin mulai PDKT dengan mertua. Atau sedikit membuka pintu hati bagi yang masih menganggap mertua sebagai musuh bebuyutan.. Saya bukannya sok-sokan merasa disayang mertua ya... Tulisan ini dibuat sekedar berbagi dalam rangka meningkatkan kualitas diri sebagai menantu. Namanya juga masih belajar... Atau ada yang mau memberi tips tambahan, saya akan senang sekali.
 
So, menantu VS mertua? Janganlah... Jadilah menantu CS mertua... ^^ 

4 komentar:

  1. Kata2nya bgs bgt mbk.
    Bisa sharing gk?

    BalasHapus
  2. Kata2x bgs bgt non,bisa sharing gk?

    BalasHapus
  3. boleh boleh... memang tak semudah membacanya mengamalkan ilmu yang satu ini. tapi tetap harus berusaha :)

    BalasHapus