Saya sedang
menjalani kewajiban internship atau magang. Nah, tujuan dari magang ini dari
sononya adalah meningkatkan skills sebagai dokter, melatih supaya kelak siap
dilepas ke dunia kerja. Namun ternyata... Saya ditempatkan di rumah sakit yang
bisa dibilang pasiennya tak banyak dan itu-itu saja (contoh: jaga UGD, pasien
yang datang mayoritas diagnosanya faringitis. Hehe...). Bahkan jika
dibandingkan saat saya di puskesmas sebelumnya (magang ini 4 bulan di puskesmas
dan 8 bulan di rumah sakit), di rumah sakit ini jauh lebih nyantai kayak di
pantai. Apalagi yang jaga di UGD berlima, shift jaganya seminggu hanya 3 kali
jaga, masing-masing 12 jam. Otomatis, banyak waktu libur. Yah, sebenarnya
menyenangkan jika sering liburan ada suami disini... Masalahnya suami saya
terpisah dan berkunjung tak tiap hari, 1-3 bulan sekali lah. Mau jalan-jalan
sama teman-teman, setelah menikah saya malas kalo liburan yang agak jauh tanpa
suami. Kalau cuma dekat sih tak masalah. Jadi sering menghabiskan liburan di
kontrakan saja.
Sebenarnya
sejak di puskesmas pun sudah banyak waktu luang, karena meski masuk tiap hari jam
kerja hanya sampai jam 12 siang. Jadilah saya mencari hiburan untuk mengisi
waktu luang. Hiburan itu adalah, belajar memasak. Hehehe... Banyak alasannya.
Kenapa? Disini beli makanan itu mahal jika dibanding kota tercinta saya,
Jogjakarta. Harganya bisa 2-3 kali lipat. Dan ternyata, harga bahan mentahnya
ga jauh beda dengan di Jogja. Ya emang lebih mahal, tapi jika beli bahan mentah
dan dimasak sendiri, penghematannya cukup signifikan. Apalagi gaji atau bantuan
hidup dasar (BHD) yang diberikan tidak banyak (1,2 juta per bulan), dan dirapel
3 bulan sekali. Dulu awal magang sebelum menikah, saya bertekad ingin mandiri.
Setelah BHD sudah turun, tidak minta kiriman orang tua lagi. Secara, masak
minta terus, mulai mandiri laah... Dah gede, malu... Setidaknya menghidupi diri
sendiri, syukur-syukur jika berlebih malah ngasih ke orang tua. Maka dari itu
harus terampil dalam mengatur uang. Selain alasan penghematan, saya kurang
cocok dengan rasa masakan di sini. Terlalu pedas, namun bumbu lainnya kurang
terasa. Sesekali tak apa sih biar tahu kuliner khas, tapi tiap harinya saya
lebih suka memasak sendiri supaya bisa pas rasanya dengan selera saya. Selain
itu.. Alasannya adalah belajar memasak. Secara sejak magang sudah ada rencana
pernikahan, dan sekarang dah menikah dan punya suami. Harus terampil memasak dong...
Meski sekarang masih tinggal terpisah, tapi kelak jika sudah berkumpul, target
saya adalah bisa memasak makanan dengan lezat supaya suami makin sayaaang...
Kan cinta itu dari perut turun ke hati. Hehehe...
Dan kini... Meski
dah menikah dan mendapat nafkah dari suami sehingga sebenarnya gak perlu takut
beli lauk tiap hari, tapi memasak sudah jadi rutinitas bagi saya. Rasanya kalo
gak masak jadi gimana... Gitu. Kecuali jika habis jaga dan kecapekan, itu baru
beli lauk. BHD sejak 3 bulan pertama pun masih utuh tak tersentuh di rekening
tabungan, dan kini sudah turun BHD 3 bulan ke depan. Bulan pertama magang, sebelum
BHD turun kan masih dikirim ortu. Meski ortu bilang kalau kurang tinggal
menghubungi supaya dikirim lagi, tapi saya bertekad mencukup-cukupkan dari
kiriman ortu itu. Gak enak minta dikirim terus. Sebulan magang, saya dah nikah.
Setelah BHD turun, dah dikirim suami. Uang dari suami pun belum habis. Saking
ngiritnya euy...
Alhamdulillah,
skills memasak saya pun bertambah. Jika dulu saya hanya suka mebuat kue atau
makanan kecil. Kini saya belajar memasak lauk dan sayur sehari-hari. Jika dulu
hanya bisa ceplok telur dan bikin sop. Kini saya bisa masak nasi uduk, semur, kering
tempe, macam-macam tumis sayuran, sayur asem, sambel goreng, dan lain-lain.
Hehehe... Jadinya, meski skills kedokteran saya tidak berkembang pesat,
setidaknya skills memasak saya bertambah karena program magang ini. Jadinya
nanti jika sudah berkumpul dengan suami, saya bisa memasak macam-macam masakan.
Biar makin disayang.
Nah, sekarang
mau bagi resep ni... Saya dah lama ngidam makan hati ayam. Akhirnya beberapa
hari lalu saya beli hati ayam... Dan bikin semur hati ayam. Sayurnya sederhana
saja, tumis sawi. Oya, sejak magang saya juga jadi suka makan sayur. Dulu saya
gak terlalu suka sayur. Doyan sih, tapi gak harus tiap hari. Sekarang saya
merasa makan sayur itu kebutuhan, supaya gak konstipasi. Maklum jauh dari
rumah, lebih mudah stress dan lebih mudah konstipasi juga. Jadi harus
dinetralisir dengan banyak makan sayur. Lagipula karena yang memasak sendiri
dan dah merasakan mencari uang sendiri, rasanya kalo gak dihabisin mubazir...
Hehehe...
Udah ah...
kelamaan... Ini nih resepnya...
Semur Hati Ayam
Bahan:
5 buah hati ayam, cuci bersih
300 mL air
2 lembar daun salam
1 sendok teh merica bulat
4 buah bawang merah
3 siung bawang putih
1 sendok makan garam
2 sendok makan kecap manis
Penyedap rasa secukupnya
Cara membuat:
- Haluskan bawang merah, bawang putih, merica dan garam.
- Campur hati ayam dengan bumbu yang dihaluskan, remas-remas. Diamkan sebentar hingga bumbu meresap.
- Tuangkan air pada hati ayam, beri daun salam, masak hingga mendidih.
- Tambahkan penyedap rasa dan kecap manis. Masak hingga matang dan berwarna kecoklatan.
Tumis Sawi Hijau
Bahan:
1 ikat sawi hijau (bok coy),
cuci, potong-potong
1 buah jagung manis, sisir
2 butir bawang merah, rajang
halus
2 siung bawang putih, rajang
halus
1 sendok teh merica bubuk
2 lembar daun salam
2 sendok makan ikan teri nasi
(ini yang beli sama suami waktu di Madura, enak, katanya biasa diekspor)
1 sendok teh garam
1 sendok makan saus tiram
1 sendok makan petis tongkol (ini
khas Madura, yang bawain ibu mertua. Rasanya gurih dan manis, gak kayak petis
udang yang agak pahit. Biasa dipakai rujakan orang Madura. Kali ini coba saya
buat bumbu masak, siapa tahu enak)
Cara Membuat:
- Tumis bawang putih dan bawang merah hingga harum, masukkan ikan teri, tumis hingga wangi.
- Tuang air, tambahkan garam, daun salam, petis, merica, saus tiram.
- Masukkan jagung, masak sampai jagung setengah matang.
- Masukkan sawi hijau, masak hingga matang.
Jadi deh, lauk dan sayurnya...
Hidangkan dengan nasi hangat. Memang sederhana, tapi cukup lezat dan hemat bagi
anak kost. Hehehe... :9